Obat semprot atau inhaler bagi penderita asma bisa menjadi barang yang sangat penting dalam pertolongan pertamanya
. Tapi peneliti mengungkapkan terlalu sering menggunakan inhaler bisa membuat penyakit asma makin parah. Perawatan yang paling umum dilakukan oleh penderita asma adalah menggunakan obat semprot yang mengandung senyawa salbutamol. Tapi penelitian terbaru mengungkapkan jika penggunaannya terlalu sering, senyawa salbutamol bisa menyebabkan paru-paru melepaskan bahan kimia yang berbahaya serta memicu lebih banyak serangan.
Inhaler yang digunakan sebenarnya berguna untuk mengurangi gejala dengan merelaksasikan otot-otot dalam saluran udara yang menyempit, sehingga penderita dapat bernapas lebih mudah.
Tapi Profesor Peter Bradding dan tim menemukan jika terlalu sering digunakan bisa membuat paru-paru kehilangan kemampuan untuk menghentikan pelepasan bahan kimia yang berbahaya.
"Penderita asma tetap harus menggunakan inhaler bila diperlukan, tapi sebaiknya penggunaannya diatur agar jangan terlalu sering sehingga membuat kondisi makin buruk," ujar Prof Bradding dari Leicester University, seperti dikutip dari Telegraph, Jumat (15/1/2010).
Penggunaan inhaler memang bisa menghilangkan asma dengan cepat, meskipun akan berbahaya jika terlalu sering. Selain itu, inhaler terkadang tidak seefektif yang diperkirakan oleh penderita.
Penelitian ini memiliki konsekuensi yang penting bagi penderita yang tidak dapat mengontrol asma dengan baik, terlalu mengandalkan pada obat inhaler serta tidak menggunakan obat pencegah asma secara teratur.
"Jutaan orang di seluruh dunia menggunakan inhaler yang mengandung obat-obatan seperti salbutamol yang dapat memainkan peranan penting untuk meredakan gejala asma," ujar Dr Elaine Vickers dari Asthma UK.
Diharapkan dengan adanya penemuan ini, nantinya dapat dikembangkan pengobatan baru yang dapat mengatasi masalah gejala asma tanpa memperburuk kondisi penderitanya.
Prof Bradding menganjurkan bagi penderita asma yang menggunakan obat semprot 3 kali atau lebih dalam seminggu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter agar didapat pengobatan yang lebih baik.
"Penderita seharusnya tidak hanya mengendalikan gejala asma, tapi juga harus waspada terhadap efek berbahaya dari obat yang terlalu sering digunakan," ujar Prof Bradding.