Perawatan gigi sejak dini merupakan satu langkah penting agar gigi anak sehat, sekaligus modal bagi percaya dirinya kelak. Berikut beberapa hal sekitar kesehatan gigi.
PERTUMBUHAN GIGI
Beda Tumbuh Gigi dan Erupsi Gigi
Tumbuh gigi adalah pertumbuhan bakal gigi sejak dalam rahim, tepatnya sejak trimester pertama atau saat janin berusia 4 minggu dan berlangsung sampai bayi lahir. Sedangkan erupsi gigi adalah munculnya gigi dari gusi yang terjadi setelah kelahiran. Erupsi pertama biasanya terjadi pada usia 6-8 bulan. Namun masih dikatakan normal bila baru terjadi di usia 12 bulan. Selewat itu, perlu ke dokter gigi untuk mencari penyebabnya. Keterlambatan bisa karena ada kelainan atau ketidaksempurnaan pertumbuhan gigi. Misalnya, karena tak punya benih gigi sehingga tak akan pernah terjadi erupsi. Ada-tidaknya benih bisa dilihat dari rontgen gigi. Dari situ akan terlihat pertumbuhan benih gigi susu dan gigi tetapnya. Sekaligus bisa dipastikan normal-tidaknya pertumbuhan gigi anak.
Kadang terjadi pula erupsi lebih awal. Ini juga dikategorikan kelainan pertumbuhan. Soalnya, tak semua gigi yang muncul itu, punya akar gigi, melainkan semacam tonjolan dari gusi yang keras. Jadi, tampilannya seperti gigi, tapi tak punya akar. Erupsi gigi dini mesti dilihat, mengganggu atau tidak. Yang masuk kategori mengganggu di antaranya adalah gigi goyah. Selain bisa membuat bayi rewel karena rasa sakit yang ditimbulkannya, juga dikhawatirkan tanggal sewaktu-waktu hingga bisa tertelan bayi. Tak ada jalan lain, harus dicabut. Toh, gigi akan tumbuh lagi.
Pertumbuhan dan perkembangan gigi anak bersifat individual. Salah satunya tergantung pada pertumbuhan dan perkembangan anak, disamping makanan yang dikonsumsi. Jika anak diperkenalkan makanan padat sesuai tahapan perkembangannya, rahang pun terangsang untuk tumbuh. Dampak menguntungkan berikutnya, ketebalan gusi menipis hingga gigi pun akan cepat tumbuh. Pemberian vitamin untuk merangsang pertumbuhan gigi pada bayi bisa saja dilakukan asal sesuai anjuran dokter.
Tanda-tanda Khusus Erupsi Gigi
- Bayi lebih rewel karena gusi terasa sakit dan gatal.
- Pipi berwarna merah, begitu juga gusi bayi yang terlihat agak bengkak.
- Bayi banyak mengeluarkan air liur.
- Biasanya kehilangan nafsu makan karena ia merasa tidak nyaman akibat rasa gatal dan tak enak di sekitar mulut.
Cara Mengurangi Kerewelan Saat Erupsi Gigi
- Beri makanan lunak dan agak dingin
- Tekan-tekan bagian rahangnya dengan lembut menggunakan jari-jari tangan. Jaga jangan sampai kuku jari melukai wajahnya.
- Beri mainan khusus (teether) untuk digigit-gigit. Buah dan sayuran, seperti apel dan wortel juga bisa membantu. Gigitan ini dimaksudkan untuk mengalihkan rasa gatal yang muncul di sekitar gigi.
- Bila terjadi demam, beri parasetamol tapi sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter.
GIGI SUSU
Gigi susu yang pertama muncul adalah gigi seri bawah, terletak di tengah depan. Kemudian baru gigi seri tengah atas, meski bisa saja terjadi sebaliknya. Menyusul berikutnya adalah 4 gigi seri samping atas dan bawah. Di usia 12-24 bulan, muncul 4 geraham depan atas dan bawah. Diikuti 4 gigi taring bawah dan atas serta 4 geraham belakang atas dan bawah. Semuanya berjumlah 20 buah. Pertumbuhan gigi susu akan berhenti di usia 3 tahun kemudian satu per satu tanggal, digantikan gigi permanen yang berjumlah 32 buah saat anak menginjak usia 5-6 tahun. Sementara yang terakhir muncul adalah gigi geraham bungsu pada usia 19 tahun.
PERAWATAN GIGI
Kerusakan gigi terjadi akibat perawatan yang tidak tepat. Gigi yang tak dibersihkan, lama-lama akan ditutupi lapisan yang disebut plak. Kondisi ini bisa diperparah jika si kecil sering mengonsumsi makanan yang mengandung gula dan tepung. Sebab, bakteri yang terdapat pada plak akan bereaksi dengan gula/tepung, kemudian menghasilkan asam yang dapat merusak email atau lapisan pelindung gigi. Serangan asam yang berlangsung terus-menerus membuat gigi rusak, berlubang. Karena itu gigi harus dirawat sejak dini demi mencegah kerusakan yang lebih parah. Memang tak mudah melarang anak menjauhi gula atau permen. Yang bijaksana adalah mengendalikan kebiasaannya mengonsumsi jenis makanan ini dan sesegera mungkin bersihkan gigi dari sisa-sisa makanan itu sehabis memakannya.
Untuk bayi, bersihkan gigi dengan kain kasa yang telah dibasahi air hangat. Bagi yang sudah agak besar, biasakan berkumur dan minum air putih usai makan. Ajarkan anak menyikat gigi. Awali dengan sikat tanpa pasta, baru sedikit demi sedikit beri pasta gigi dengan berbagai rasa yang disukai anak. Lakukan kegiatan ini minimal 2 kali sehari, sesudah makan dan menjelang tidur malam.
SUPLEMEN GIGI
Fluor dan kalsium merupakan unsur penting dalam pembentukan gigi dan tulang. Fluor diperlukan untuk mengurangi timbulnya kerusakan gigi dan mencegah karies. Bisa didapat dari air mineral yang biasa kita minum. Bila terjadi perubahan warna gigi pada anak, pertanda giginya kekurangan fluor. Kondisi semacam ini biasanya terjadi di daerah yang airnya mengandung sedikit fluor. Perlu-tidaknya suplemen fluor, sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter gigi.
Sedangkan kalsium berguna untuk pertumbuhan mahkota gigi tetap.
Pasta gigi umumnya memiliki unsur deterjen agar berbusa, pemoles
(polish) agar kesat dan bersih, serta kalsium, pewarna, perasa, dan fluor. Untuk si kecil, pilih pasta gigi khusus untuk anak dengan kandungan fluor rendah, sekitar 1 ppm
(part per million) atau berkisar antara 0,5 hingga 1 persen dari seluruh kandungan pasta gigi.
Gunakan pasta sesedikit mungkin. Ukuran sederhananya menurut standar kedokteran adalah sebesar biji kacang hijau. Bahkan untuk anak di bawah 3 tahunm dianjurkan tak memakai pasta gigi sama sekali. Cukup air matang, kecuali ia sudah pandai berkumur mengeluarkan busa pasta gigi. Untuk lebih amannya, pilih pasta gigi yang tidak mengandung fluor
.