Tak banyak yang tahu bahwa setiap perempuan berisiko terkena kanker serviks, tanpa memandang usia dan gaya hidup. Karena itu, kanker serviks atau juga dikenal kanker mulut rahim merupakan penyakit pembunuh wanita nomor satu di Indonesia. Diperkirakan, setiap satu jam, seorang perempuan Indonesia meninggal dunia karena kanker serviks. Kasus baru kanker serviks berkisar 40-45 kasus se tiap hari. Ironis sekali. Sebab, kanker serviks bisa dideteksi sejak dini. Plus tersedia vaksin untuk melindungi diri dari human papillomavirus (HPV). Virus itu ditengarai pemicu kanker serviks.
Pemaparan seputar vaksin pencegah kanker tersebut diungkapkan Dr dr Andrijono SpOG (K) dalam peluncuran buku Kanker Serviks edisi kedua di Hotel Bumi Surabaya beberapa waktu lalu. "Kanker serviks bisa diperangi sejak dini dan angka kejadian kanker serviks di Indonesia bisa diturunkan," ujar penulis buku tersebut. Bahkan, yang sudah terdeteksi mengidap kanker bisa disembuhkan kalau belum menginjak stadium lanjut.
Namun, yang disesalkan, banyak wanita Indonesia yang belum memiliki kesadaran untuk mendeteksi dini. Tidak hanya itu, tidak sedikit wanita yang merasa enggan dan malu untuk memeriksakan diri. Alasannya ketakutan jika ternyata dirinya terserang kanker serviks. Padahal, kata Andrijono, meski sebagian besar terdeteksi adanya kelainan pada mulut rahim, kelainan tersebut belum menjadi kanker. "Masih lesi prakanker, jadi masih bisa diobati," kata spesialis kebidanan dan kandungan RSUP Cipto Mangunkusumo, Jakarta, itu.
Ada beberapa pilihan untuk melakukan screening atau deteksi dini. Di antaranya, pap smear ataupun tes IVA (inspeksi visual dengan asam asetat). Screening tersebut hendaknya dilakukan secara berkala. Nah, untuk tindakan pencegahan, perempuan diharapkan melakukan vaksinasi HPV. "Screening sekaligus vaksinasi bisa mengurangi kejadian kanker serviks secara efektif," imbuhnya.
Andrijono menambahkan, risiko tertular lebih besar terjadi pada wanita yang aktif secara seksual. yakni, perempuan menikah muda, mitra seksual multipel, terinfeksi penyakit menular seksual, dan merokok.
Perempuan perokok diperkirakan berisiko dua kali lipat terkena kanker jenis ini. Hal ini dibandingkan perempuan yang tidak terdampak asap rokok sama sekali. Asap tembakau akan memproduksi bahan kimia yang merusak DNA sel. Termasuk, di mulut rahim.
Tak hanya itu. Orang HIV positif juga berisiko mengalami kanker serviks. Kondisi ini menurunkan daya tahan tubuh. Terutama, kemampuan memerangi HPV sebagai pemicu kanker
.