Bapak Ardiyanto, kepala sekolah di sebuah
playgroup dan taman kanak-kanak di Jakarta agak resah karena akhir-akhir ini muridnya banyak absen. "Mereka terserang batuk pilek," tuturnya. Penyakit itu datang bersamaan dengan munculnya musim pancaroba. Cuaca yang sebentar panas dan sebentar dingin ini ternyata mampu menggerogoti pertahanan tubuh. Akibatnya banyak anak terserang berbagai penyakit.
Keresahan Bapak Ardiyanto dibenarkan oleh
dr. Vinci Ghazali, Sp.A. yang mengatakan, hujan membuat debu yang banyak mengandung bakteri dan virus turun ke sekitar kita. Sebelumnya, angin yang bertiup kencang pun sudah menerbangkan banyak debu yang kemudian terhirup oleh kita maupun anak-anak. "Karena daya tahan anak belum sesempurna orang dewasa, maka tubuh mereka lebih mudah dibobol virus dan bakteri tadi," lanjut dokter dari Rumah Sakit MMC Kuningan, Jakarta ini.
Vinci juga mengungkapkan, perubahan cuaca yang drastis, dimana suhu udara turun-naik secara drastis membuat dunia menjadi tempat yang subur bagi perkembangbiakan organisme menular. Virus, bakteri, jamur, dan parasit lain yang menimbulkan penyakit akan meningkat jumlahnya.
PENYAKIT-PENYAKIT YANG KERAP MENYERANG
Menurut Vinci, penyakit-penyakit yang sering menyerang anak di musim pancaroba adalah:
1. Influenza
Penyakit dengan gejala demam, hidung berair, sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala, dan otot pegal-pegal ini paling sering menyerang anak-anak di musim pancaroba. Apalagi jika kondisi tubuhnya sedang menurun.
Flu atau influenza merupakan penyakit infeksi saluran napas yang antara lain disebabkan virus. Penularannya gampang sekali, apalagi di tempat ramai. Bersin membuat virus tersebar ke udara. Virus itu lalu terhirup dan masuk ke saluran pernapasan.
Mencegahnya memang tak mudah. Masalahnya, gejala baru muncul setelah 24 jam sejak penularan terjadi. Selama itu, bisa saja si penderita sudah menularkan penyakitnya sebelum ia mengalami gejala tadi. Meski demikian, tak semua orang yang menghirup udara yang sama akan terserang penyakit flu. Tergantung daya tahan tubuh masing-masing individu. Seseorang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, dapat dipastikan akan mudah terserang.
Atasi penyakit ini dengan banyak beristirahat, menghentikan olahraga yang terlalu berat, dan mengonsumsi banyak minuman/cairan, dan minum obat seperlunya. "Jika dalam 5 hari gejalanya masih menetap, penderita hendaknya memeriksakan diri ke dokter. Kalau tidak, penyebaran infeksi bisa menyebar ke bagian tubuh lain, seperti ke rongga telinga tengah, pita suara (laringitis), rongga tulang muka (sinusitis), atau saluran pernapasan bagian bawah (bronkitis).
2. Sakit tenggorokan
Sakit tenggorokan merupakan gejala awal infeksi saluran pernapasan atas. Kelenjar Limfe (yang menjadi bagian dari mekanisme pertahanan tubuh) di dinding belakang tenggorokan mengalami pembengkakan dan meradang dalam usahanya melawan virus dan bakteri yang masuk. Pada anak-anak, tonsilnya (kelenjar limfe dari tenggorokan) cenderung membesar bila terjadi infeksi.
Gejala-gejala sakit tenggorokan adalah nyeri waktu menelan, hilang nafsu makan, suara serak, kemerahan pada dinding belakang tenggorokan dengan/tanpa pembesaran tonsil, dan pembengkakan pada kedua sisi leher (pembesaran kelenjar limfe).
Karena sulit menelan, umumnya anak tak mau makan. Jika berlangsung lama, anak bisa kekurangan gizi. "Dokter biasanya mengatasi penyakit ini dengan cara pemberian antibiotika," tambah Vinci.
3. Batuk
Batuk sebenarnya merupakan reaksi refleks dari mekanisme pertahanan tubuh untuk mempertahankan kondisi stabil bila ada gangguan dari luar. Reaksi itu terjadi dalam proses pernapasan (gerakan inspirasi dan ekspirasi) yang cepat dan disertai dengan tekanan yang kuat dari saluran napas.
Batuk juga bisa disebabkan berbagai penyakit pada saluran napas dan paru-paru, seperti asma, pneumonia, TB paru, HIV paru, pneumonia karena narkotika, kanker paru-paru, efusi paru-paru, sinusitis, dan penyakit organ lain, seperti gagal jantung kronis, gagal ginjal kronis, sirosis hati, dan gastritis (mag). Selain itu, obat-obatan juga bisa menimbulkan batuk, seperti obat hipertensi (inhibitor ACE).
Menurut Vinci, batuk punya dua sisi, yakni manfaat dan bahayanya. Manfaat dari batuk adalah membersihkan saluran napas dari udara kotor dan beracun, mengeluarkan dahak yang menumpuk, melegakan napas, dan mengeluarkan makanan, minuman, atau benda-benda yang menyebabkan tersedak.
Bahayanya, batuk bisa menyebarkan kuman/penyakit, organ tubuh keluar dari tempat semestinya (prolaps) berupa prolaps usus dan prolaps uteri (kandungan), nyeri pada luka operasi, paru-paru kempes, suara serak, dan bisa mengakibatkan jahitan operasi terbuka kembali.
Bila terjadi batuk, ada beberapa hal yang harus dilakukan, misalnya bernapas teratur, minum air putih hangat, menghindari lingkungan pencetus batuk, serta menghindari makanan pencetus batuk (es dan gorengan, misalnya).
Setelah itu, gunakan juga obat batuk yang sesuai, mengonsumsi vitamin C dosis tinggi, dan cukup istirahat. Tidak jarang orang yang menderita batuk tidak tahu obat batuk mana yang sesuai dengan penyakitnya. Obat batuk hanyalah obat penunjang. Pengobatan utama adalah mengobati penyebab batuk. Untuk mengetahui obat batuk yang sesuai dengan jenis batuk, perlu diperhatikan komposisi obat batuk atau apakah obat batuk itu mengandung komponen lain yang bisa mengatasi penyakit selain batuk. Sebab saat ini obat batuk kerap dikombinasikan dengan obat lain, seperti antihistamin dan analgesik. Jenis obat batuk yang beredar di pasaran saat ini adalah antitusif (menekan batuk), ekspektoran (mengeluarkan dahak), dan mukolitik (mengencerkan dahak).
Vinci mengingatkan, tidak kalah penting adalah mengenali jenis batuk (batuk kering atau berdahak). Dengan mengetahui jenis batuk, kita dapat membeli obat batuk yang dijual bebas di pasaran. "Tetapi, jika setelah tiga hari memakai obat batuk itu tidak sembuh juga, berarti anak perlu dibawa ke dokter. Bisa ke dokter umum atau ke dokter spesialis paru-paru."
MEMPERBERAT PENYAKIT
Sudah barang tentu, perubahan cuaca yang drastis juga memperberat penyakit yang sudah diidap anak, seperti asma. Kambuhnya penyakit di saluran pernapasan ini ditandai dengan otot bronkus yang mengerut dan menyempit. Akibatnya pernapasan akan terganggu. "Pemicu timbulnya asma ini tidak lain karena adanya alergen atau zat yang dapat menimbulkan alergi.
Banyak sekali faktor pencetus asma atau alergen, di antaranya debu dan udara dingin. Debu yang banyak beterbangan juga menjadi salah satu faktor pemicu asma. Selain itu, anak asma sangat sensitif terhadap cuaca yang terlalu panas ataupun terlalu dingin. Walaupun begitu, reaksi terhadap pencetus asma ini sangat bervariasi untuk setiap individu, tidak bisa disamakan. "Untuk mengatasinya, orang tua harus tahu faktor pemicu asma anaknya, sediakan selalu obat-obatan pencegah serangan asma," anjur Vinci.
Bukan itu saja, pada anak-anak yang alergi dingin, perubahan cuaca yang cukup drastis dapat menyebabkan kambuhnya alergi tersebut. "Begitu juga dengan anak-anak yang alergi debu, musim ini bisa membuatnya cepat sakit."
.