Siapa yang tidak kenal dengan teh. Teh adalah minuman yang sangat populer, hampir semua orang diseluruh dunia dari berbagai kalangan mengkonsumsinya
. Masyarakat di Cina dan Jepang sudah sejak lama memiliki kebiasaan minum teh. Tradisi ini begitu terpelihara, sehingga sampai saat ini minum teh masih menjadi sesuatu yang sakral bagi masyarakat Jepang, minum teh saja ada upacara tersendiri. Budaya minum teh juga sangat kental pada masyarakat Cina, yang sejak dulu sudah meyakini bahwa teh memiliki sederet khasiat yang baik bagi tubuh. Walalupun belum ada bukti ilmiah, masyarakat Cina sejak berabad yang lampau percaya bahwa teh dapat menetralkan lemak dalam darah. Mungkin inilah yang mendasari banyaknya produk-produk teh yang diklaim dapat melangsingkan tubuh. Selain itu teh juga dipercaya dapat menghambat diare dan berbagai kegunaan lain.
Kini, ilmu telah berkembang begitu pesat dan semua kepercayaan dan mitos dapat dibuktikan secara ilmiah melalui serangkaian penelitian. Peneliti sudah sejak lama berusaha mengungkap apa saja manfaat dari teh, dan bahan apa yang dikandung teh yang bermanfaat bagi tubuh. Sedikit mengulas tentang jenis teh, teh dapat dibagi menjadi tiga berdasarkan cara pengolahannya yaitu teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Teh hijau dibuat dari daun teh yang tidak difermentasi, teh oolong adalah teh yang mengalami semi fermentasi, sedangkan teh hitam difermentasi penuh. Ternyata perbedaan cara pengolahan ini berdampak terhadap kandungan polifenol dalam teh, di mana kandungan polifenol tertinggi adalah pada teh hijau dan yang terendah pada teh hitam.
Polifenol yang terkandung dalam teh inilah yang berefek positif bagi kesehatan. Polifenol teh diketahui bersifat antibakteri, antivirus, dan antioksidan yang sangat kuat. Dalam salah satu
artikel yang dimuat dalam Journal of Free Radical Research tahun 1999, terungkap bahwa 2 cangkir teh mengandung antioksidan yang setara dengan 7 gelas jus jeruk atau 20 gelas jus apel.
Banyak manfaat yang dapat dipetik dari teh hijau, mulai dari mencegah kanker, mencegah gangguan jantung dan ginjal, melangsingkan badan, mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh, hingga memperbaiki kondisi mental sehingga terasa lebih rileks. Tidak ketinggalan bagian rongga mulut, juga mendapat manfaat dari teh hijau ini.
Endang Suprastiwi dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa teh hijau dapat mengurangi karies gigi, atau yang biasa dikenal sebagai lubang gigi. Karies adalah penyakit infeksi yang terjadi akibat adanya interaksi dari bakteri kariogenik (penyebab karies), host, dan makanan dengan kandungan karbohidrat tinggi. Salah satu bakteri kariogenik tersebut adalah Streptococcus mutans yang sebetulnya adalah flora normal dan dapat ditemui bahkan pada individu bebas karies. Dari penelitian tersebut didapati bahwa polifenol ternyata dapat merusak dinding sel bakteri Streptococcus mutans sehingga bakteri mati. Selain itu, didalam teh juga terkandung fluor yang dapat memperkuat struktur gigi.