Pemberitaan seputar swine flu influenza alias flu babi akhir-akhir ini kian menakutkan. Sudah banyak korban berjatuhan. Bila di sekitar Anda ada yang terindikasi terkena gangguan penyakit akibat virus H1N1 ini, tak ada salahnya mencoba ramuan Cina yang berasal dari kitab kuno Fang Gan Tang. Swine influenza atau dikenal dengan nama flu babi adalah penyakit infeksi yang disebabkan virus influenza H1N1. Penyebaran penyakityang menakutkan ini bermula di Meksiko, dan kini sudah "melalang buana" ke seluruh penjuru dunia, seperti flu burung.
Menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PPM&PL) Departemen Kesehatan RI, tanda-tanda klinis flu babi adalah demam lebih dari 39 derajat Celsius, batuk, pilek, lesu, letih, nyeri tenggorokan. Selain itu, penderitanya juga merasa sesak napas atau napas cepat, mungkin disertai mual, muntah, dan diare. Cara penularan melalui udara dan juga kontak langsung, dengan masa inkubasi 3 sampai 5 hari.
Virus H1 N1 biasanya hanya menginfeksi hewan babi. Namun, virus tersebut mengalami mutasi clan strain genetiknya berubah, yang kemudian bisa tumbuh dan hidup dalam tubuh manusia. Selanjutnya virus ini dapat menyebar baik dari babi ke manusia maupun antar manusia. Ditambahkan oleh Dr. (TCM) Budi Sugiarto Widjaja dari klinik Beijing, Jakarta Barat, secara umum flu babi mirip influenza biasa.
Membuka Pori-pori
Dalam TCM (Traditional Chinese Medicine), penyakit yang disebabkan virus H1 N1 ini dapat diobati berdasarkan gejala yang ditimbulkan dan mempertimbangkan keseimbangan
yin-yang dalam tubuh pasien.
"Departemen kesehatan Cina menetapkan metode khusus dalam pengobatan mengatasi serangan flu babi ini, yakni menurunkan panas, membuka pori-pori dengan obat yang bersifat pedas, serta menghilangkan kelembaban dalam tubuh yang bisa mengakibatkan mual dan diare," ujar dokter lulusan Universitas Beijing, Cina ini.
Meningkatkan
chi pada permukaan kulit (Wei Qi) dapat memperbaiki kondisi dalam tubuh pasien yang lembab, serta mencegah kondisi badan yang rapuh terhadap patogen dari luar. Berdasarkan kitab kuno Fang dan Tang, ada dua resep untuk mengobati jenis penyakit seperti flu babi ini. "Dalam resep kuno ini tertulis, ada beberapa ramuan utama yang dapat digunakan, yakni tanaman
Huang Qin, Ge Gen, Huo Xiang. Huang Qin bersifat mencegah, lainnya untuk mengobati penderita yang positif menderita virus H1 N1," paparnya.
Membuang Lembab
Tanaman
Huang Qin alias
Astralagus membranaceus, yang digunakan adalah bagian batangnya. Tanaman ini sifatnya dingin dan rasanya pahit. Penggunaannya untuk menurunkan panas dan membuang lembab. Herba ini berpengaruh pada meridian organ paru-paru, lambung, empedu, dan usus besar.
Ge Gen, yang bernama Latin
Pueraria spp, juga digunakan bagian batangnya. Sifatnya dingin, rasanya pedas campur manis. Cara kerja batang
Ge Gen adalah membuka pori-pori, mengeluarkan patogen dari dalam tubuh, serta meningkatkan cairan.
Ge Gen biasa digunakan untuk meredakan diare. Bunganya digunakan seperti alkohol dan racun obat-obatan. Tanaman ini berpengaruh pada meridian organ limpadan lambung, juga baik digunakan untuk meredakan nyeri pada tengkuk.
Huo Xiang atau
Agastache rugosa, yang diambil adalah bagian batang yang berada di atas tanah. Sifat dan rasanya agak hangat, berbau tajam. Berguna untuk menghilangkan lembab, menetralkan dehidrasi, menghilangkan rasa mual. Tanaman ini berpengaruh pada meridian organ pencernaan, lambung, dan paru-paru, tetapi dilarang digunakan bila perut terasa panas atau terjadi defisiensi panas.
Hindari Gorengan
Bila tengah mengonsumsi ketiga ramuan itu, penderita dilarang mengasup makanan berminyak alias gorengan, makanan santan, dan es, serta disarankan selalu menjaga kebersihan badan dan suhu tubuh. Bila diare, bisa diterapi dengan pemberian cairan oralit atau mengompres dengan air es. Paket ramuan seharga Rp 25.000 ini bisa didapat di Klinik Beijing. "Tetapi, sebelum mengonsumsi ramuan tanaman obat Cina ini, ada baiknya berkonsultasi dengan dokter untuk melihat sindrom dan sifat penyakitnya terlebih dahulu," ujar Dr. Budi
.