Tak berapa lama lagi umat muslim akan menyambut bulan suci Ramadhan, di mana seluruh umat muslim di seluruh dunia diwajibkan untuk berpuasa satu bulan lamanya.
Meski menahan lapar dan haus seharian penuh, aktivitas sehari-hari harus tetap jalan terus. Bertemu klien, meeting dengan rekan kerja atau atasan, kuliah, atau sekedar belanja ke pasar atau supermarket. Intinya, interaksi sosial tidak mungkin terhenti hanya karena sedang berpuasa.
Masalahnya, sebagian besar orang mengalami masalah saat sedang berpuasa, yaitu bau mulut yang kurang sedap. Hal ini mau tak mau sedikit mempengaruhi kepercayaan diri saat harus berkomunikasi dengan orang lain. Malah dalam kasus yang ekstrim, bau mulut menyebabkan si penderita malas untuk bertemu dan berbicara dengan orang lain. Bagi yang pekerjaannya lebih banyak berada di belakang meja mungkin tidak terlalu signifikan, namun bagi orang yang profesinya mengharuskan ia untuk selalu bertemu banyak orang tentu menjadi sangat terganggu.
Penyebab Bau Mulut Selama Puasa
Nafas yang kurang segar dengan bau tak sedap dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Saat sedang puasa, tidak ada makanan yang masuk sehingga gerakan mengunyah hampir tidak ada. Padahal gerakan mengunyah dan adanya makanan akan menstimulasi produksi saliva (air liur) yang dalam keadaan normal diekskresi sebanyak 1 – 1.5 liter perhari.
Keberadaan saliva sangat penting bagi rongga mulut, di mana ia memiliki efek buffer yaitu menjaga keseimbangan cairan, dan menjaga rongga mulut dalam keadaan moist . Saliva mengandung enzim-enzim yang dapat membunuh bakteri patogen dengan cara merusak dinding sel bakteri. Dengan menurunnya produksi saliva, mulut menjadi terasa kering. Bakteri juga berkembang lebih pesat. Bakteri yang memetabolisme karbohidrat akan menghasilkan senyawa sulfur atau yang biasa disebut VSC (Volatile Sulfur Compound), gas inilah yang menyebabkan bau mulut.
Saliva juga memiliki efek self-cleansing, yaitu membilas sisa makanan yang berada dalam mulut dan membuatnya tertelan. Tidak adanya saliva membuat sisa makanan saat sahur yang tertinggal di sela-sela gigi atau di permukaan lidah mengalami pembusukan. Hal ini juga menyebabkan bau mulut (halitosis).
Selayaknya kendaraan yang akan dipakai menempuh jarak yang cukup jauh, tentu dibutuhkan persiapan dan pemeriksaan menyeluruh agar performanya maksimal. Memeriksa tekanan ban misalnya, atau mengecek air aki. Demikian juga kondisi rongga mulut kita. Sesungguhnya bila dilakukan persiapan yang tepat, mulut bisa tetap segar dan sehat selama bulan puasa.
Kiat Sederhana untuk Menjaga Kesegaran Nafas Sepanjang Hari
Untuk menjaga kesegaran nafas sepanjang hari, perlu dilakukan langkah-langkah untuk mempersiapkan diri sebelum memasuki bulan puasa. Pemeliharaan kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut juga harus tetap dilakukan untuk seterusnya.
Kiat untuk mempersiapkan dan menjaga kesehatan gigi dan mulut menjelang bulan Ramadhan:
- Kunjungi dokter gigi untuk pemeriksaan rutin.
Untuk mengatasi bau mulut, perlu ditelusuri apa penyebab sebenarnya. Bisa jadi karena karies, atau kalkulus, atau karena sebab lain. Dokter gigi akan memeriksa apakah ada karies atau tidak. Karies yang terdeteksi dini dapat segera ditambal. Bila tidak ditanggulangi segera, lubang gigi juga dapat berkontribusi terhadap bau mulut tak sedap karena mudah terselip makanan. Selain itu, dokter gigi juga akan membersihkan kalkulus (karang gigi) yang biasanya terdeposit di daerah leher gigi. Karang gigi adalah plak yang tidak dibersihkan secara seksama sehingga lama kelamaan akan mengeras karena endapan mineral dari saliva. Kalkulus juga merupakan tempat pertumbuhan bakteri, terutama kalkulus yang letaknya di bawah gusi. Bakteri anaerob ini menghasilkan senyawa sulfur (VSC), gas inilah yang menyebabkan bau tak sedap.
Kunjungan ke dokter gigi sebaiknya dilakukan sebelum bulan puasa tiba, karena perawatan dokter gigi menggunakan semprotan air saat mengebur gigi atau membersihkan kalkulus.
- Lakukan pembersihan gigi dan mulut secara menyeluruh.
Seluruh permukaan gigi harus dibersihkan, bukan hanya permukaan bagian depan dan bidang kunyah. Tidak ketinggalan gigi yang paling belakang. Bagian tersebut biasanya sulit dicapai jadi kurang bersih, oleh karena itu pilih sikat gigi yang kepalanya tidak terlalu besar. Waktu penyikatan gigi yang terpenting adalah malam sebelum tidur, karena pada saat tidur produksi saliva juga jauh menurun.
Jangan lupa, gerakan menyikat permukaan gigi bagian depan jangan dari arah kanan ke kiri melainkan dari atas ke bawah, dengan sedikit memutar. Gunanya adalah pada saat menyikat gigi, gusi juga dapat dipijat dan dibersihkan. Pembersihan sela gigi juga lebih efektif bila sikat digerakkan dari atas ke bawah, karena dapat merontokkan kotoran gigi yang berada di sela gigi. Lebih bagus lagi jika menyikat gigi sambil bercermin, jadi penyikatan gigi lebih teratur dan tidak asal-asalan.
Lidah juga harus ikut disikat, karena bakteri yang berkoloni di permukaan lidah juga menghasilkan gas VSC sebagai hasil metabolismenya. Menyikat lidah dapat menggunakan sikat gigi biasa, tidak perlu terlalu keras karena dapat melukai lidah.
Sikat gigi dan lidah belum cukup, karena plak di sela-sela gigi yang tidak terjangkau oleh bulu sikat gigi biasanya sulit untuk benar-benar bersih. Oleh karena itu sela-sela gigi perlu dibersihkan dengan menggunakan dental floss (benang gigi). Hindari pemakaian tusuk gigi karena kurang higienis dan dapat melukai gusi.
Gbr. Pembersihan sela-sela gigi menggunakan salah satu jenis dental floss
Berkumur dengan obat kumur antiseptik dapat membantu mencegah bau mulut, namun pemilihan produknya harus tepat. Obat kumur yang mengandung alkohol dapat menyebabkan mulut menjadi kering. Pemakaiannya juga jangan berlebihan, gunakan sesuai instruksi.
Mengunyah permen karet bebas gula yang mengandung xylitol juga dapat membantu mengurangi bau mulut. Gerakan pengunyahan menstimulasi produksi saliva, dan xylitol yang dikandung terbukti dapat menekan jumlah bakteri.
- Atur pola makan dengan cermat.
Pengaturan pola makan selama bulan puasa adalah hal yang sangat penting, agar tubuh tidak kekurangan nutrisi yang dibutuhkan. Makanan yang dikonsumsi saat buka puasa dan sahur juga dapat mempengaruhi bau mulut di siang hari.
Makanan yang beraroma tajam misalnya durian, bawang putih, petai dan jengkol, sebaiknya dihindari dulu. Perbanyak sayuran dan buah, terutama apel dan wortel.
Gbr. Makanan yang beraroma tajam sebaiknya dihindari
Konsumsi teh hijau dapat menjadi salah satu cara mengurangi bau mulut. Menurut penelitian, teh hijau dapat mengurangi karies gigi. Polifenol yang dikandung teh hijau dapat merusak dinding sel bakteri Streptococcus mutans (bakteri kariogenik) sehingga bakteri ini mati. Teh hijau juga terbukti memiliki berbagai khasiat lain bagi tubuh. Selain itu juga perbanyak minum air putih.
- Atasi penyakit lain yang dapat menyebabkan bau mulut.
Kondisi mulut dan tubuh secara umum saling mempengaruhi. Bau mulut tidak hanya bersumber dari rongga mulut, tapi juga dapat disebabkan karena adanya masalah atau gangguan kesehatan tertentu. Contohnya pada penderita maag atau yang mengalami masalah pencernaan, penderita Diabetes Mellitus, dan gangguan hati. Bau mulut karena gangguan kesehatan tersebut bersifat lebih spesifik. Saat produksi asam lambung meningkat, mulut penderita akan mengeluarkan bau mulut yang khas. Selain itu, infeksi di daerah hidung atau sinus juga dapat menyebabkan timbulnya bau mulut yang kurang sedap. Mulut penderita diabetes biasanya berbau keton. Oleh karena itu bila dicurigai adanya masalah-masalah tersebut segera periksakan diri ke dokter. Bau mulut karena keadaan patologis ini biasanya tidak akan hilang bila gangguan kesehatan yang menyebabkannya tidak diatasi.