Impotensi, atau yang dikenal juga sebagai disfungsi ereksi, merupakan suatu keadaan yang sangat ditakuti oleh para pria
. Kondisi ini ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengalami ereksi atau untuk mempertahankan ereksi dalam waktu yang lebih lama. Selama ini sebagian besar penderita disfungsi ereksi berusaha untuk mengatasi masalah tersebut antara lain dengan mengkonsumsi obat-obatan seperti Viagra, Levitra dan Cialis, namun obat-obatan tersebut tidak mampu menyembuhkan kondisi disfungsi ereksi secara menyeluruh karena dengan dihentikannya penggunaan obat-obatan tersebut maka disfungsi ereksi akan kembali menyerang.
|
Struktur penis manusia |
Berkat perkembangan ilmu kedokteran, saat ini para penderita disfungsi ereksi boleh lebih berbesar hati karena pada
Annual Meeting of The European Society for Sexual Medicine (ESSM) yang ke-12 dinyatakan bahwa telah ditemukan suatu metode baru untuk mengatasi masalah disfungsi ereksi, yaitu menggunakan gelombang kejut berintensitas rendah.
Hal ini telah diteliti oleh dr. Vardi dan rekan-rekan dari Rambam Medifal Center di Haifa, Israel. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 20 orang sukarelawan yang rata-rata berusia 56 tahun dan memiliki disfungsi ereksi ringan atau sedang akibat kelainan pembuluh darah (
vasculogenic) yang terlah berlangsung selama kurang lebih 3 tahun.
Setiap sukarelawan penelitian akan menjalani terapi gelombang kejut sebanyak 2 kali seminggu selama 3 minggu dan kemudian mereka akan mengulangi terapi tersebut setelah beristirahat selama 3 minggu. Dalam setiap pertemuan, masing masing sukarelawan akan diberikan gelombang kejut pada 5 tempat berbeda di penis, masing masing selama 3 menit.
Pada minggu keempat setelah berakhirnya terapi, dilakukan pemeriksaan (f
ollow up) terhadap para sukarelawan untuk melihat hasil terapi yang telah diberikan. Dari hasil follow up tersebut didapatkan perbaikan kondisi yang memuaskan pada 15 orang dari 20 orang sukarelawan yang menjalani terapi.
Hingga saat ini, belum ditemukan efek samping dari terapi ini dan terapi ini tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, penelitian ini barulah penelitian awal sehingga saat ini belum dapat diketahui seberapa lama respon terapi ini akan bertahan.
Sejauh ini, pada follow up yang dilakukan bulan keenam setelah berakhirnya terapi didapatkan bahwa 12 orang dari 15 orang yang mengalami perbaikan dari terapi ini mengaku sudah tidak membutuhkan obat-obatan untuk memicu terjadinya ereksi.
Meskipun dari hasil penelitian didapatkan hasil yang cukup memuaskan, namun terapi ini tidak dapat digunakan untuk menyembuhkan setiap orang dengan masalah disfungsi ereksi. Hanya penderita disfungsi ereksi akibat masalah pada pembuluh darah (vaskulogenik) yang dapat diterapi dengan menggunakan gelombang kejut, karena pemberian gelombang kejut diduga mampu memicu pertumbuhan pembuluh darah baru yang selanjutnya dapat memperbaiki masalah pembuluh darah yang menjadi latar belakang timbulnya disfungsi ereksi.
Karena 80% pasien disfungsi ereksi memiliki masalah pembuluh darah yang melatarbelakanginya, maka dengan ditemukannya metode terapi terbaru ini berpotensi untuk memberikan harapan kesembuhan bagi hampir sebagian besar penderita disfungsi ereksi.