Manfaat Jalan Kaki 30 Menit. Aktivitas berjalan kaki menurut American College of Sports Medicine (ACSM) merupakan bentuk aktivitas fisik yang direkomendasikan untuk dilakukan sehari-hari
. Apabila aktivitas berjalan kaki dilakukan sesuai rekomendasi ACSM, hal ini dapat membantu seseorang keluar dari pola hidup yang
sedentary (tidak aktif) menjadi pola hidup yang aktif (
active living). Disebutkan pula oleh ACSM bahwa melakukannya dalam frekuensi tertentu bahkan dapat menurunkan resiko terkena penyakit metabolik seperti diabetes melitus (kencing manis), kolesterol tinggi (dislipidemia), hipertensi dan penyakit jantung koroner. Supaya aktifitas berjalan kaki ini menjadi efektif dan berguna terhadap kesehatan, melakukannya minimal harus selama 30 menit sebanyak 5 kali dalam seminggu.
Selain rekomendasi waktu, ada juga yang mempopulerkan metode penghitungan langkah yang dapat dilakukan dengan pedometer. Metode penghitungan langkah ini dipopulerkan oleh Jepang, yaitu 10.000 langkah per hari. Kedua rekomendasi tersebut pada dasarnya tidak berbeda jauh karena ternyata setelah diteliti, untuk mencapai 10.000 langkah per hari, seseorang harus berjalan kurang lebih sebanyak 8 kilometer. Jarak 8 km ini tidak dapat ditempuh hanya dengan melakukan aktifitas biasa sehari-hari, tetapi harus ditambah dengan sesi berjalan selama 30-60 menit sehari. Maka dapat disimpulkan bahwa kedua rekomendasi tersebut adalah dua hal yang sebenarnya sama.
Bagaimana dengan penggunaan alas kaki? Alas kaki yang tepat tentunya akan sangat mempengaruhi proses berjalan kaki. Hal ini karena alas kaki berperan dalam membantu mengurangi resiko terjadinya cedera seperti kalus dan lecet serta dapat membantu meredam beban (impact) yang dikenakan pada kaki saat berjalan. Sepatu yang baik untuk berjalan adalah sepatu yang menyediakan support yang baik pada lengkung kaki (arch), bagian tumit yang kuat sehingga dapat menyokong tumit, serta sol yang tebal tetapi fleksibel dan tidak keras.
Kondisi kaki kita juga akan mempengaruhi bagaimana seharusnya kita memilih sepatu. Sebagai contoh, apabila seseorang memiliki telapak kaki yang rata tanpa lengkungan (flat foot), maka sepatu yang digunakan haruslah sepatu yang bagian dalamnya menyediakan ganjalan untuk menimbulkan lengkungan (arch), biasanya hal ini dicapai dengan memberi pad (bantalan) untuk menimbulkan lengkung buatan pada telapak kaki.
Berjalan kaki merupakan bentuk aktifitas fisik aerobik yang mudah dilakukan, low impact dan biasanya dianjurkan bagi hampir semua orang. Akan tetapi lingkungan kota besar seperti Jakarta yang penuh polusi, keramaian, bahkan trotoar yang tidak layak terkadang menjadi hambatan untuk melakukan aktivitas jalan kaki. Perlu diingat bahwa aktivitas berjalan kaki tidak harus dilakukan outdoor, aktivitas ini pun dapat dilakukan indoor. Tentunya dalam kondisi yang ideal, berjalan kaki pagi-pagi di taman merupakan impian semua orang.
Sayangnya, di Jakarta hal ini mungkin tidak dapat dengan mudah dilakukan. Tetapi sekali lagi, jangan sampai alasan ini menjadi hambatan dalam melakukan aktifitas fisik yang sangat berguna ini. Untuk menyiasati hal ini, kegiatan berjalan kaki dapat dilakukan indoor dengan bantuan alat seperti treadmill, atau dengan bergabung dengan pusat kebugaran yang memiliki jogging track, atau dengan menggabungkannya dengan kegiatan lain, seperti golf.