“Mendengkur bukan hanya mengganggu, namun dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung”
Mendengkur merupakan masalah kesehatan yang banyak dijumpai. Banyak orang mendengkur tanpa menyadari bahayanya efek dari dengkuran tersebut
. Berdasarkan penelitian terbaru, 1 dari 4 pasangan yang menikah dengan pendengkur akan lebih memilih untuk pindah kamar tidur dibandingkan berjuang untuk tidur sepanjang malam bersama pasangannya.
|
Sumber : www.sleepdisorderhelp.net |
Mendengkur sendiri dapat disebabkan oleh berbagai hal, namun yang mendasari adalah getaran dari jaringan dan otot yang berelaksasi di tenggorokan, yang bergetar melawan aliran udara pernapasan yang masuk ke tenggorokan. Semakin besar sumbatan pada jalan napas, semakin berat tubuh berusaha untuk mendorong sumbatan tersebut. Kejadian tersebut mengakibatkan peningkatan kerja jantung. Karena itulah mendengkur kronik dapat berakibat pada tekanan darah tinggi.
Gejala mendengkur sendiri akan semakin memburuk apabila kita overweight atau berlebihan berat badan, memiliki leher yang pendek, dan memiliki tonsil yang besar (amandel). Kegemukan akan menyebabkan penyempitan dari saluran napas karena lemak yang berlebih di bagian leher sehingga menyebabkan sumbatan dan menurunkan asupan oksigen. “Hal tersebut seperti tidur dengan sedotan di mulut,” ucap dr. Marc Kayem, jajaran kesehatan dari Snoring and Apneu Center of California, di Los Angeles. Mendengkur akan terjadi berulang kali, gravitasi akan menarik otot ke bagian belakang tenggorokan. Berbaring sesisi atau tidur miring merupakan solusi.
Berat badan memainkan kunci penting. Beberapa orang yang menemukan bahwa mendengkur mereka semakin parah, maka solusi mudah untuk menguranginya adalah menurunkan berat badan 2-5 kg. Namun ada juga yang harus menurunkan berat badan lebih dari itu. Untuk mereka ini, mendengkur bukan hanya pengganggu namun juga dapat menjadi ancaman kesehatan dengan taruhan kematian. Dua pertiga dari pendengkur yang kronik menderita masalah serius yang disebut dengan apneu tidur obstruktif (Obstructive Sleep Apneu – OSA). Ketika mendengkur, saluran pernapasan dapat tersumbat baik parsial maupun total, yang berlangsung selama 10 detik atau lebih. Dalam waktu 10 detik tanpa masukan udara pernapasan, otak tidak mendapatkan asupan oksigen yang cukup dan darah tidak terpompa ke jantung. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, kelelahan, dan penurunan produktivitas. Pada kasus yang berat, hal tersebut dapat menjurus ke stroke atau serangan jantung. Penellitian yang diterbitkan di Journal Sleep mengatakan bahwa orang yang mendengkur memiliki risiko 40% lebih besar dibanding yang tidak mendengkur untuk menderita tekanan darah tinggi, 34% lebih besar untuk menderita serangan jantung, dan 67 persen lebih besar untuk risiko stroke.
Terapi terbaru yang dilakukan untuk menghilangkan mendengkur secara permanen adalah tindakan minimal invasif yang disebut dengan Prosedur Pillar. Prosedur ini dilakukan dengan memasang 3-5 implan di langit-langit mulut (soft palate). Implant ini dapat membuat kaku jaringan dan membuka ruang lebih besar untuk saluran napas. Penelitian yang dilakukan menunjukkan angka keberhasilan 75%. Prosedur ini hanya memakan waktu 15 menit dan dikatakan hanya menimbulkan sedikit nyeri. Namun yang masih menjadi kendala adalah mahalnya biaya untuk melakukan prosedur ini.