LASIK yang merupakan singkatan dari Laser In-Situ Keratomileusis merupakan salah satu dari Bedah Refraktif mata yang mampu memperbaiki tajam penglihatan melalui prosedur yang secara permanen mengubah bentuk dari kornea (selaput bening yang meliputi mata bagian depan) menggunakan laser dingin sehingga banyak orang bebas dari kacamata atau lensa kontak
. Dengan teknologi LASIK ini maka gangguan miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), dan astigmatism (silinder) dapat dikoreksi. Di Indonesia, LASIK baru mulai dikenal sejak tahun 1993, di mana awalnya masih menggunakan pisau bedah untuk membuat flap kornea. Biaya LASIK di Indonesia berkisar antara 8-21 juta untuk 1 mata.
Skrining
Skrining dilakukan oleh dokter melalui pemeriksaan mata secara menyeluruh untuk menentukan apakah pasien tersebut memenuhi persyaratan untuk kandidat LASIK atau tidak. Pemeriksaan meliputi ketajaman penglihatan, luas lapang pandang, pemeriksaan menyeluruh semua bagian bola mata, pengukuran ukuran pupil, serta tekanan bola mata. Apabila pada pemeriksaan ini pasien memenuhi semua persyaratan, maka dilakukan pemeriksaan lanjutan berupa pemeriksaan ketebalan dan kelengkungan kornea dengan alat Corneal Topography, serta Wavefront Analyzer untuk mengukur ketidakteraturan cahaya (abrasi) yang masuk melalui kornea mata.
Kandidat LASIK
Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi apabila akan menjalankan operasi LASIK ini diantaranya adalah :
- Usia 21 tahun atau 18 tahun keatas apabila refraksi mata atau ukuran kacamata sudah stabil selama 1 tahun
- Apabila memakai lensa kontak, maka harus lepas dari soft contact lens minimal 2 minggu, Rigid Gas Permeable (RGP) lenses dilepaskan selama 3 minggu, dan hard contact lens selama 4minggu sebelum evaluasi. Hal ini dikarenakan lensa kontak dapat mengubah bentuk kornea
- Memiliki mata yang sehat sehingga meminimalkan risiko operasi
- Memiliki salah satu atau lebih kelainan refraksi seperti miopia (rabun dekat), hipermetropia (rabun jauh), dan astigmatisme (silinder)
- Tidak sedang hamil
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebagai faktor risiko operasi LASIK adalah :
-
Pupil yang besar. Kondisi pupil yang besar dapat mengakibatkan gambaran halo, percikan api atau bintang, dan pandangan ganda setelah operasi
-
Mata yang kering
-
Kornea tipis. Prosedur LASIK yang mengubah bentuk kornea (contoh: dengan mengambil sedikit jaringan kornea) apabila dilakukan pada kornea yang tipis dapat menyebabkan komplikasi perdarahan
-
Blefaritis. Blefaritis merupakan peradangan dari kelopak mata yang dapat meningkatkan risiko infeksi kornea setelah LASIK
-
Riwayat operasi refraktif sebelumnya
Risiko dan Komplikasi
Sebagian besar pasien merasa excited menantikan hasil operasi yang sudah mereka jalani. Namun seperti layaknya semua tindakan medis yang dijalankan, selalu ada risiko yang terkandung di dalamnya. Setiap individu memiliki karakteristik yang berbeda-beda, karena itu sangat penting untuk dipahami mengenai risiko dan komplikasi yang dapat terjadi selama tahapan Bedah Refraktif ini. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi diantaranya adalah:
-
Sindroma mata kering yang parah. Sebgai komplikasi dari operasi, mata seorang pasien dapat tidak memproduksi atau sangat berkurang produksi air matanya untuk menjaga mata tetap nyaman dan lembab. Hal ini dapat menyebabkan penurunan daya pandang, kabur, dan gejala lain
-
Efektifitas dan keamanan jangka panjang dari LASIK masih belum diketahui karena teknologi LASIK masih tergolong baru
-
Hasil tidak akan terlalu baik bagi pasien yang memiliki kelainan refraksi besar (minus pada mata>12, atau plus > 6)
-
Beberapa pasien dapat mengalami penurunan daya pandang yang tidak dapat dikoreksi dengan kacamata atau lensa kontak
-
Setelah operasi, beberapa pasien dapat mengalami gambaran halo, glare atau pandangan ganda yang mempengaruhi penglihatan di malam hari
-
Tidak semua pasien dapat memiliki tajam penglihatan 20/20 setelah operasi, beberapa masih membutuhkan kacamata atau lensa kontak meskipun dengan dioptri yang rendah
-
Bagi beberapa pasien dengan rabun dekat, hasil dari operasi dapat berkurang seiring dengan bertambahnya usia
Perawatan setelah lasik paling penting selama 1 bulan, selebihnya bisa beraktifitas biasa. Resiko paling buruk lasik bila terjadi infeksi yang berat.
Prosedur
Satu hari sebelum operasi, sebaiknya anda tidak memakai make-up, krim, parfum, dan lotion. Perawatan bulu mata dengan mencucinya sebersih mungkin selama beberapa waktu sebelum operasi difungsikan untuk menghindari kotoran pada bulu mata sehingga mengurangi risiko infeksi.
Operasi dilakukan dengan menggunakan obat bius lokal berupa tetes mata sehingga anda akan tetap sadar selama operasi berlangsung. Selain itu pasien juga dapat diberi obat-obatan untuk membantu relaksasi. Dokter akan melakukan operasi LASIK dengan membuat flap (lapisan tipis) pada kornea baik menggunakan pisau (LASIK konvensional) atau menggunakan laser (Intralase LASIK). Lapisan tipis ini akan dibuka dan bagian dalam kornea disinari dengan laser dalm waktu kurang dari 30 detik untuk membuat permukaan kornea yang baru. Setelah penyinaran selesai, flap akan dikembalikan ke posisi semula dan akan melekat dengan sendirinya tanpa perlu dijahit. Seluruh prosedur LASIK hanya berlangsung kurang dari 30 menit dan menggunakan teknologi dengan keakuratan yang sangat tinggi.
Setelah operasi, mata akan mengalami perasaan terbakar, gatal, dan berair. Selain itu mungkin dapat terjadi pandangan kabur, sensitif teradap cahaya, glare, dan fluktuasi dalam penglihatan. Anda dapat diberikan obat untuk meredakan rasa sakit atau tetes mata untuk membuat mata merasa nyaman. Gejala-gejala ini akan membaik dalam waktu beberapa hari setelah operasi. Dokter akan meminta untuk tidak menggosok mata, tidak membasuh muka dan mengenakan make-up, serta mengenakan pelindung mata di kala malam dan kacamata di luar rumah sampai mata menyembuh sempurna.
Kontrol dilakukan dalam 24 – 48 jam setelah operasi dan rutin berkelanjutan setidaknya dalam waktu 6 bulan pertama. Pada kontrol pertama kali setelah operasi, dokter akan memeriksa mata secara keseluruhan dan tajam penglihatan. Dokter juga dapat memberikan tetes mata untuk mencegah infeksi atau peradangan pada mata. Kontrol dilakukan selama 3 bulan setelah selesai operasi. Untuk mencegah infeksi, sebaiknya tunggu sampai 2 minggu atau sesuai dengan saran dokter sebelum menggunakan krim, make-up, lotion sekitar mata. Dokter mungkin menyarankan untuk sering membersihkan bulu mata untuk menghindari infeksi. Sebaiknya menghindari olahraga yang dapat mengakibatkan trauma pada mata, hindari berenang atau berendam di air panas.
Olahraga dengan risiko trauma pada mata seperti tinju, karate, sepak bola, sebaiknya tidak dilakukan selama 4 minggu setelah operasi. Sangat penting untuk melindungi mata dari trauma. Membutuhkan waktu sekitar 3-6 bulan agar penglihatan menjadi stabil. Apabila anda mengalami gejala yang mengganggu atau bertambah parah setelah operasi, segeralah hubungi dokter anda. Gejala tersebut mungkin merupakan pertanda adanya masalah atau komplikasi yang dapat mengakibatkan kehilangan daya pandang.