Suatu komponen baru yang diteliti menjanjikan kemampuan menghentikan penyebaran virus HIV dengan cara mencegah virus HIV bereplikasi (membelah diri)
. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Temple, 2-5AN6B yaitu asam nukleat, dapat, suatu hari nanti, menjadi terapi yang efektif untuk HIV. Penelitian mereka dipublikasikan bulan Januari kemarin di AIDS Research and Human Retrovirus. Suatu asam nukleat yaitu 2-5AN6B mampu menghambat replikasi HIV di sel darah putih sebanyak 80% dari penelitian yang dilakukan pada 18 pasien yang terinfeksi HIV, dengan mengabaikan regimen terapi yang dipakai pasien.
“Penyembuhan infeksi HIV menyisakan suatu pertanyaan yang sulit dijawab, di samping hasil akhir yang sangat signifikan dari terapi yang terbaru ini, karena kemampuan virus untuk beradaptasi dan resisten terhadap terapi tersebut, serta memotong pertahanan kekebalan tubuh alami,” kata Robert J. Suhadolnik, Ph.D, ketua dari penelitian ini dan profesor Biokimia di Fakultas Kedokteran Universitas Temple. ”Komponen ini memberitahukan tubuh untuk mengembalikan sistim
Pertahanan antivirus alami melawan virus yang menyebar ke seluruh tubuh.” Obat terbaru untuk HIV bekerja dengan cara menghambat salah satu langkah dari replika virus. “Komponen anti HIV baru ini bekerja dengan mekanisme yang berbeda, dan menjanjikan suatu kemungkinan bahwa suatu saat nanti dapat dikombinasikan dengan terapi antivirus yang sekarang ada untuk menjadi terapi yang lebih efektif. Sangat penting juga mengingat bahwa komponen ini sangat kecil kemungkinannya untuk dikalahkan oleh virus yang sudah bermutasi, suatu masalah yang sering ditemukan pada obat antivirus sebelumnya,” kata Thomas Roger, Ph.D, profesor Farmakologi di Universitas Temple.
Penelitian ini dilakukan selama 1 dekade oleh Universitas Temple yang mendapatkan penghargaan dari National Institutes of Health untuk melanjutkan penelitian tersebut ke skala yang lebih besar. Penelitian berikutnya akan membahas mengenai mekanisme molekular dari 2-5AN6B sebagai suatu senjata yang potential untuk melawan HIV, dan tetap meneruskan penelitian mengenai terapi terbaru yang melibatkan terapi gen untuk tatalaksana dari infeksi HIV.