Belum memiliki sepatu olahraga bukan lagi alasan untuk tidak melakukan aktivitas fisik, khususnya lari. Pasalnya, studi terbaru mengungkap bahwa lari tanpa alas kaki justru jauh lebih baik
. Lari tanpa alas kaki umum dijumpai di beberapa area di Afrika. Hampir 50 tahun lalu, peraih medali emas olimpiade Abebe Bikila memenangkan lari maraton pertamanya tanpa alas kaki. Sedang pada 1980-an, pelari dari Afrika Selatan Zola Budd masuk ke lintasan tanpa alas kaki.
Baru-baru ini, peneliti menemukan bahwa orang-orang yang lari tanpa alas kaki cenderung mendarat dengan menggunakan
ball (tempat penyatuan jari-jari kaki dengan seluruh kaki) atau di bagain kaki. Dengan cara ini, pelari tidak mengguncang tulang. Tapi, mereka yang lari dengan mengenakan sepatu cenderung mendarat di tumit. Pendaratan seperti ini akan mengirim gelombang kejut yang menyakitkan ke seluruh tubuh.
Peneliti dari
Harvard University dan
Glasgow University menganalisis gaya berlari dari atlet, baik yang mengenakan sepatu maupun yang lari dengan kaki telanjang.
Hasil menunjukkan, sekitar 75 persen pelari yang bersepatu mendarat di tumit. Artinya, tumit pelari menghantam tanah 1000 kali per mil. Hal ini menciptakan tekanan benturan yang besar dan tiba-tiba.
Sedang mereka yang tanpa alas kaki cenderung mendarat dengan langkah elastis ke arah depan kaki. Mereka lebih condong ke arah jari kaki dan mendarat dengan langkah yang lebih ringan.
Temuan ini, terang peneliti, membantu menjelaskan mengapa banyak pelari dunia dengan daya tahan tinggi berlari sangat baik dengan kaki telanjang.
"Orang yang berlari tanpa alas kaki mendarat dengan cara yang berbeda," tutur pemimpin studi Dr Daniel Lieberman, profesor bidang evolusi biologi manusia dari
Harvard seperti dikutip situs
dailymail.
Sebagian besar orang, terang Lieberman, mengira bahwa lari tanpa alas kaki berbahaya dan memicu rasa sakit. Padahal, Anda bisa berlari tanpa alas kaki di permukaan yang yang paling keras sekalipun tanpa rasa sakit.
"Yang Anda perlukan hanyalah sedikit penebalan kulit. Selanjutnya, risiko cederanya akan lebih kecil dibandingkan lari bersepatu," terang Lieberman.