Pembicaraan tentang masalah seksualitas selalu menarik. Termasuk tentang peran zat gizi seng (Zn) bagi kesehatan sistem reproduksi pria
. Bagaimana kecukupan akan zat gizi tersebut bisa membuat pria makin greng? Mineral seng yang terdapat dalam tubuh orang dewasa berjumlah sekitar 2,2 gram, tersebar di seluruh tubuh, terutama di kulit, rambut, kuku, mata, dan kelenjar prostat. Selain itu, mineral seng terdapat pula di hati, tulang, dan darah dalam kadar yang rendah.
Meskipun kecil jumlahnya, peran dan fungsinya dalam kesehatan badan besar sekali. Sebab, zat gizi seng terlibat dalam berbagai proses biologis seluruh sel dan jaringan.
Fungsi Zat Gizi Seng
Fungsi dan peran seng dalam tubuh antara lain membantu pembuatan materi genetik sel-sel, pembentukan sel darah merah (hemoglobin), serta membantu fungsi-fungsi pankreas dalam proses pencernaan. Seng juga terlibat dalam metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak, melepaskan vitamin A dari gudangnya sehingga menjadi bentuk aktif, serta meredam keganasan radikal bebas.
Zat gizi seng dapat memengaruhi perilaku dan kemampuan belajar, memperkuat fungsi imunitas, diperlukan dalam proses penyembuhan luka, dan kepekaan indra pengecap. Dalam aspek reproduksi, mineral seng tidak dapat diabaikan karena ia sangat diperlukan dalam produksi sperma, perkembangan janin, dan tumbuh kembang anak.
Akibat Kekurangan
Bila terjadi kekurangan seng, berbagai fungsi tersebut di atas menjadi amburadul dan akibatnya bisa fatal. Misalnya, kekurangan seng akan mengganggu proses pembentukan sperma dan perkembangan organ seks primer dan sekunder pada pria.
Kekurangan zat gizi seng tersebut pada pria menyebabkan menurunnya fungsi testikular (
testicular hypofunction) yang berdampak pada terganggunya proses spermatogenesis dan produksi hormon testosteron oleh sel-sel Leydig. Testosteron adalah hormon yang memengaruhi libido dan ciri-ciri kelamin sekunder laki-laki.
Dilaporkan, kekurangan zat gizi seng akan merusak perkembangan dan fungsi organ reproduksi pria/jantan pada hewan dan manusia. Dalam uji coba pada hewan dengan memberikan diet rendah seng (2 ppm) selama 20-24 minggu menyebabkan rusaknya perkembangan testikular dan proses pembentukan sperma terhenti. Oleh karena itu, pria yang mengalami gangguan ereksi dan mandul diduga kuat penyebabnya antara lain adalah kekurangan mineral seng.
Hasil Penelitian
Suatu penelitian pernah dilakukan terhadap 11 pasangan yang suaminya menderita oligosperma (kadar sperma rendah) dan kadar seng spermanya juga rendah. Mereka diberi mineral seng dalam jumlah tertentu. Hasilnya setelah enam bulan perlakuan, jumlah sperma mereka meningkat, bahkan tiga pasangan di antaranya istrinya hamil.
Di Finlandia, pada tahun 1977 dilakukan penelitian berupa pemberian seng dalam jumlah tertentu terhadap 10 pasangan yang suaminya menderita oligosperma dan diduga mandul. Hasilnya, setelah 4-8 minggu masa perlakuan menunjukkan jumlah sperma dan kadar testosteron mereka meningkat.
Di New York (1979) sebanyak 20 pasangan yang suaminya diduga mandul (infertile) diketahui kadar seng spermanya rendah dan daya gerak (motilitas) spermanya juga lambat. Mereka diberi suplemen seng dengan kadar tertentu, ternyata setelah dua bulan perlakuan hasilnya positif: motilitas sperma meningkat dan tiga pasangan di antaranya istrinya berhasil hamil.
Hasil penelitian Ralf Henkel
et.al (1999) dan para peneliti dari Center of Dermatology and Andrology, Justus Leibeg University di Giessen Jerman, menunjukkan bahwa dalam setiap semprotan sperma saat ejakulasi, sebagian besar seng terdapat dalam cairan sperma (seminal plasma). Cairan sperma tersebut berasal dari prostat, karenanya seng juga menentukan fungsi-fungsi prostat. Selain itu, seng ternyata berperan penting dalam menentukan kematangan dan motilitas sperma.
Jadi, selain meningkatkan jumlah, ternyata zat gizi seng juga diperlukan dalam proses pematangan dan kegesitan gerakan sperma. Motilitas sperma inilah yang menentukan kemampuan sperma mencapai dan menembus dinding sel telur (ovarium) pada proses pembuahan.
Sesuai Anjuran
Meskipun peran zat gizi seng penting sekali dalam kesehatan tubuh dan proses reproduksi, konsumsinya harus dalam jumlah yang dianjurkan. Dalam keadaan normal atau sehat, jumlah yang dianjurkan untuk pria dewasa sebanyak 15 mg per hari, sedangkan wanita 12 mg per hari.
Untuk keperluan terapi atau pengobatan lemah syahwat dan kesehatan reproduksi, hal itu harus dikonsultasikan dulu dengan dokter ahli. Sebab, bila berlebihan, konsumsi seng mengakibatkan keracunan, iritasi saluran cerna, muntah-muntah, dan bahkan kematian.
Cara aman mendapatkan zat gizi seng adalah dengan mengonsumsi makanan kaya seng. Makanan yang kadar sengnya tinggi antara lain kerang oyster, daging sapi, hati, dan rempah/bumbu makanan (
spices). Sumber makanan yang baik adalah keju cheddar, kepiting, daging kambing muda, kacang tanah, dan hewan ternak.
Selain itu, ada pula beberapa unsur makanan yang akan menghambat penyerapan seng dalam tubuh, yaitu tinggi kadar kalsium, asam fitat, dan mineral copper. Untuk itu, konsumsi makanan penghambat ini perlu dikurangi jumlah dan frekuensinya.
Untuk kesehatan sistem reproduksi, pria harus pula berhenti merokok, minum alkohol, serta mengasup obat-obatan psikotropika/narkotika. Bagi yang telah berkeluarga, keharmonisan dan keintiman hubungan emosional harus selalu dijaga dan diperhatikan. Perkuatlah hal-hal yang akan mengeratkannya dan hindari segala sesuatu yang akan merusaknya.
Lakukanlah pemeriksaan kesehatan secara berkala kepada dokter ahli dan olahraga teratur. Jangan lupa, laksanakanlah ibadah dan berdoa kepada Tuhan agar senantiasa dianugerahi kesehatan lahir dan batin.