Bermain adalah dunia anak. Namun sesungguhnya, kegiatan bermain dapat mencerdaskan anak
. Itu sebabnya para ahli menyarankan agar orangtua mulai mengenalkan aneka jenis permainan sejak bayi.
"Anak yang aktif secara fisik memiliki tingkat konsentrasi yang lebih baik dan hal ini sangat mendukung prestasi akademiknya di sekolah," kata Jack Kern, profesor kinesiologi dari University of Arkansas, Amerika Serikat.
Penelitian yang dilakukan para ahli di Inggris menguatkan pendapat Kern tersebut. Diketahui bahwa anak-anak yang memiliki gaya hidup sedentari (kurang bergerak) tidak hanya berpontensi menjadi gemuk tapi juga memiliki kecerdasan yang rendah. Berbagai data dan penelitian juga menyatakan 70 persen perkembangan otak anak di 3 tahun pertama usianya bisa dioptimalkan dengan bermain. Namun, bagaimanakah mekanisme bermain mampu mencerdaskan otak anak?
Saat lahir, otak anak belum terbentuk sempurna dan akan terus berkembang sejalan pertumbuhan seorang anak. Permainan olahraga dan aktivitas fisik pada bayi dan balita akan berpengaruh pada perkembangan otak terutama dalam peningkatan kapasitas otak dalam penyimpanan informasi dan memanggil kembali informasi yang masuk.
Selain itu, agar sel-sel otak makin berkembang dan terhubung satu sama lain, otak perlu dirangsang dan diberi pengalaman. Permainan yang membuat anak aktif bergerak diketahui mempercepat sambungan sel-sel otak pada anak. Lewat permainan, otak juga makin terlatih untuk melakukan tugas-tugas yang butuh konsentrasi.
Bukan hanya itu, permainan fisik akan meningkatkan sirkulasi sel darah merah ke seluruh tubuh. Menurut Dr. Karen Heath dari Research Unit for Exercise Science and Sport Medicine, sel darah merah adalah pembawa oksigen dalam darah.
"Dengan meningkatnya aktivitas fisik, meningkat pula sirkulasi darah dalam tubuh anak. Hal ini sangat penting untuk otak, terutama saat anak mengerjakan tugas-tugas ujian yang butuh konsentrasi tinggi," katanya.
Itu sebabnya, biarkan anak bermain sepuasnya. Sesibuk apa pun, ajaklah anak bermain dan perkenalkan ia pada variasi permainan sesuai usianya. Yang terpenting adalah aktivitas yang dilakukan menyenangkan untuk anak dan jangan paksa anak melakukan permainan yang tidak disukainya.