Segelas es sirup dan goreng-gorengan pastilah nikmat disantap saat berbuka puasa. Hidangan tersebut pasti menjadi favorit keluarga, dahaga sehari penuh dapat hilang seketika. Namun, amankah mengonsumsi es dan goreng-gorengan setelah seharian berpuasa? Adakah dampaknya bagi tubuh? Dr dr Saptawati Bardosono, MSc, Ketua Program Studi Doktor Fakultas Kedokteran UI berpendapat, yang paling baik diminum saat berbuka puasa adalah air dengan suhu yang sama dengan suhu tubuh. "Sebenernya kalau puasa, yang tekuras adalah air dan energi. Begitu berbuka harus diganti dengan air yang sama dengan suhu tubuh," ujanya seusai peluncuran laporan Menciptakan Manfaat Bersama Nestle Indonesia, di Jakarta, Selasa (25/8).
Ia mengatakan, jika terlalu banyak mengonsumsi makanan manis pada saat berbuka, seseorang akan merasa kenyang dan enggan untuk mengonsumsi makanan berat. Padahal selain gula, tubuh sangat memerlukan karbohidrat, protein, serat, ataupun zat-zat lain yang berguna bagi metabolisme tubuh. Dr Saptawati berpendapat, mengonsumsi gorengan saat berbuka bukanlah suatu masalah. Asalkan tidak berlebihan dalam mengonsumsinya. "Gorengan tak apa-apa, asal tidak terlalu banyak," kata dia.
Ia menyarankan, pada saat berbuka, cukup dengan satu gelas teh hangat dan sedikit kolak. "Itu sudah dapat mengembalikan gula darah. Setelah itu, baru makan yang berat," kata dia.
Sementara itu, Dr Fiastuti Witjaksono, Ms, SpGK, ahli Gizi Medik dari RS Siloam, berpendapat, mengonsumsi air dingin saat berbuka bukanlah suatu masalah. Pasalnya, es mempunyai sifat seperti air dan akan menyesuaikan dengan kondisi tubuh. "Kalau yang tidak mempunyai masalah mengonsumsi air dingin, paling hanya batuk," ujarnya.
Ia justru beranggapan, makanan yang digorenglah yang sebaiknya dihindari saat berbuka puasa. "Makanan sehat tidak dianjurkan untuk digoreng, apalagi dengan minyak yang sudah berkali-kali dipakai, tidak baik bagi tubuh," kata dia.
Ia menuturkan, satu gram minyak goreng sama dengan 10 gram kalori. Maka, bagi seseorang mengonsumsi gorengan dalam jangka waktu yang lama, ia dapat mengalami kegemukan. "Makanan yang bagus itu yang pengolahannya selain digoreng. Efek makanan yang digoreng baru terlihat jangka panjang," kata dia
.