DIET kaya sayuran, kacang-kacangan, ikan dan tomat serta rendah daging merah dan produk-produk susu kaya lemak bisa mencegah penyakitalzheimer, salah satu bentuk kepikunan yang paling umum diderita. Faktor lain yang potensial mempengaruhi adalah usia, merokok, aktivitas fisik, indeks massa tubuh, dan asupan kalori. Pernyataan ini dikuatkan oleh temuan peneliti Nikolaos Scarmeas, MD, dariColumbia University di New York, Amerika. Makanan ini, menurut Scarmeas, merupakan diet sehat yang mencegah penyakit jantung, sehingga sekaligus membantu otak.
Dalam studi yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Neurological Association (ANA) ini, peneliti melibatkan 1.691 partisipan berusia 65 tahun ke atas. Semua partisipan tidak mengalami gejala kepikunan saat studi dimulai. Mereka diminta mengisi kuesioner mengenai makanan apa saja yang mereka konsumsi selama satu tahun terakhir.
Para peneliti kemudian memelajari berbagai makanan di laboratorium untuk menentukan makanan mana yang kaya nutrisi seperti asam lemak omega-3 dan vitamin E (kedua nutrisi ini dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit alzheimer) dan makanan mana yang rendah nutrisi, seperti asam lemak jenuh yang dikaitkan dengan peningkatan risiko.
"Berdasarkan jumlah nutrisi yang dikandung, kami menemukan pola diet untuk melindungi dari penyakit Alzheimer. Diet ini ditandai dengan konsumsi tinggi kacang-kacangan, ikan, dressing salad, unggas, tomat, sayuran dan buah-buahan, dan rendah produk susu tinggi lemak, daging merah, daging dari organ tubuh, dan mentega," tutur Scarmeas, seperti dikutip situs webmd.
Partisipan ini kemudian dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan tingkat kepatuhan mereka terhadap pola diet tersebut selama satu tahun terakhir. Selama 4 tahun ke depan, 211 dari partisipan terdiagnosis menderita penyakit alzheimer. Setelah 4 tahun studi ditemukan, kelompok yang paling mengikuti pola diet tersebut berisiko 38% lebih rendah menderita penyakit alzheimer dibandingkan kelompok yang paling sedikit mengonsumsi makanan yang dianjurkan.
Analisis disesuaikan dengan berbagai faktor yang potensial mempengaruhi termasuk usia, status merokok, aktivitas fisik, indeks massa tubuh, dan asupan kalori. Studi ini, menurut Craig Blackstone, MD, PhD, dari National Institute of Neurological Disorders and Stroke, merupakan studi yang kuat karena mengikuti orang yang awalnya sehat sekaligus memperhitungkan faktor lain seperti aktivitas fisik yang turut mengurangi risiko penyakit alzheimer."Pola diet sehat ini sangat bagus untuk diikuti."