Salah satu momok yang menakutkan bagi kebanyakan wanita adalah kanker serviks karena kanker ini menduduki peringkat pertama dari semua kanker yang menyerang wanita
. Kanker ini telah diketahui disebabkan oleh sejenis virus yang dinamakan
Human Papiloma Virus (HPV). Virus ini terdiri dari berbagai macam tipe. Namun terdapat 2 tipe yang paling membahayakan, yaitu HPV tipe 16 dan 18.
Virus ini ditularkan melalui hubungan seksual. Namun tidak semua infeksi HPV dapat berkembang menjadi kanker serviks. Jika seorang wanita terinfeksi dengan HPV yang tipe lain yang tidak begitu berbahaya, maka dengan kekebalan tubuhnya, wanita tersebut dapat terhindar dari kanker serviks. Biasanya HPV yang berkembang menjadi kanker serviks adalah yang tipe 16 dan 18. Faktor risiko lain yang mempengaruhi terjadinya kanker serviks adalah :
- Hubungan seksual pertama kali pada usia muda
- Banyak melahirkan
- Penggunaan kontrasepsi hormonal dalam jangka waktu lama (10 tahun)
- Faktor gizi
- Penyakit seksual lainnya
Cara untuk mengetahui secara dini
Karena pada dasarnya setiap kanker itu jika ditemukan dalam tingkatan yang dini, maka akan lebih mudah dalam penanganannya. Untuk itu diperlukan pendeteksian secara dini terhadap kanker serviks. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk mengetahui secara dini adalah Pap Smear. Sensitifitas Pap Smear mecapai 90% bila dilakukan setiap tahun. Karena kanker serviks ditularkan melalui hubungan seksual, maka wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual hendaknya melakukan Pap Smear setiap tahun sekali.
Kegunaan vaksin HPV
Para wanita boleh bernapas lega karena saat ini sudah ada vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks. Vaksin ini dibuat dengan teknologi rekombinan, sehingga mempunyai ketahanan yang kuat. Vaksinasi ini merupakan pencegahan yang paling utama. Perlindungan terhadap kanker serviks dengan vaksin ini mencapai 89%. Lama proteksi vaksin ini mencapai 53 bulan.
Vaksinasi ini diberikan untuk wanita yang belum terinfeksi atau tidak terinfeksi HPV risiko tinggi (16 dan 18). Vaksinasi untuk ibu hamil tidak dianjurkan, jadi sebaiknya vaksinasi diberikan setelah ibu melahirkan. Vaksin ini diberikan melalui suntikan di otot pada bulan 0,1, dan 6. Efek samping vaksinasi ini adalah nyeri lambung, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri panggul, mual, muntah, diare, dan demam.