Ada ratusan gangguan tidur yang bisa menyerang semua golongan usia, dan hampir semua (95 persen) gangguan tidur tidak terdiagnosis
. Gangguan tidur sendiri merupakan suatu pola tidur yang mengganggu. Yang termasuk dalam gangguan tidur antara lain sulit tidur, sulit mempertahankan tidur, tidur pada saat yang tidak tepat, waktu tidur yang berlebihan, atau perilaku abnormal yang berkaitan dengan tidur. Gangguan tidur dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu :
Sulit Tidur (Insomnia)
Insomnia adalah keadaan sulit tidur, sulit mempertahankan tidur, sering terbangun ketika tidur, bangun tidur terlalu dini. "Bisa bersifat sementara, jangka pendek (2-3 minggu), atau kronis. Faktor yang erat kaitannya dengan insomnia adalah penyakit, depresi, kecemasan (anxietas), stres, lingkungan yang menyulitkan tidur, kafein, alkohol, perokok berat, tidur siang, kebiasaan tidur terlalu dini atau menghabiskan waktu di tempat tidur ketika tidak ingin tidur."
Mudah Tertidur (Hipersomnia)
Gangguan akibat tidur yang berlebihan disebut hipersomnia. Yang termasuk kelompok ini antara lain
sleep apnea, narkolepsi,
nocturnal myoclonus,
obstructive sleep apnes (OSA), dan sebagainya. "Jika seseorang tidak dapat tidur dalam, tahap REM pun tidak akan terjadi. Dan ketika bangun, ia merasa lelah. Gejala utamanya mengantuk di siang hari," kata Dr. Andreas A. Prasadja.
Narkolepsi merupakan keinginan tidur yang tidak tertahankan pada siang hari, meski tidur malamnya cukup. "Bisa menyerang laki-laki maupun perempuan dewasa dan muda. Sementara nocturnal myoclonus adalah keadaan dimana terdapat pergerakan periodik dari tungkai ke bawah ketika tidur. Ini berhubungan dengan rasa mengantuk yang berlebihan pada siang hari."
Parasomnia
Yaitu gangguan perilaku saat tidur, yang umumnya terjadi pada anak-anak. Penyebabnya biasanya saraf dan psikis (traumatis). Yang termasuk parasomnia antara lain
sleep terror dan
sleep walking.
Sleep terror adalah mendadak bangun dari tidur dengan ketakutan, berkeringat, denyut jantung cepat dan bingung.
Sementara
sleep walking adalah berjalan ketika tidur dan tidak diingat/disadari oleh yang bersangkutan. "Umumnya menyerang anak usia 2-12 tahun. Penyebabnya bisa karena sindroma otak organik, reaksi terhadap obat, atau penyebab psikis," kata dr.Andreas, ahli kesehatan tidur dari Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran, Jakarta, ini.
Akibat jadwal tidur
Gangguan tidur lain adalah gangguan yang berhubungan dengan jadwal tidur yang teratur. Misalnya ketika melakukan perjalanan ke wilayah yang berbeda zona waktunya, atau pada pekerja shift. Yang termasuk ini antara lain s
leep state misperception (jumlah waktu tidur berbeda dari yang diduga),
natural short sleeper (tidur lebih sedikit tapi tanpa gangguan), sindroma tidur-bangun yang tidak teratur.
Kebanyakan gangguan tidur tak bisa dihindari, tetapi bisa dihubungkan dengan kondisi kesehatan, yang bisa lebih bisa dihindari. Misalnya, banyak penderita OSA yang ternyata memiliki berat badan berlebih (overweight). "Jika berat badan bisa dikurangi, gangguan tidur yang diderita pun bisa diatasi. Yang jelas, pola tidur yang baik merupakan pencegahan terbaik. Olahraga dan diet sehat juga membantu tidur Anda menjadi berkualitas," jelas Andreas.
Jika gangguan tidur sudah tergolong parah, pengobatan bisa dilakukan dengan obat, alat, operasi, atau
life therapy (perilaku). Pada gangguan tertentu, dilakukan terapi sinar. Tetapi tentu saja, cara yang paling mudah adalah dengan mengubah gaya hidup serta menambah pengetahuan tentang tidur.