Bila merasa butuh lebih banyak tidur ketimbang rekan-rekan Anda, hasil studi ini mungkin bisa menghibur
. Jam tubuh manusia ternyata memprogram sejumlah orang perlu tidur lebih lama dibandingkan dengan yang lain. Dr Daniel Aeschbach dari National Institute of Mental Health in Bethesda, Maryland, AS, melaporkan hasil penelitiannya dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism.
Jam internal atau ritme circadian ini menurut Aeschbach, mengendalikan kapan kita tidur dan bangun, serta memainkan peran dalam proses biologis lain seperti pengaturan temperatur dan produksi hormon. Dijelaskan, jam internal tubuh ini menciptakan sinyal yang membagi siklus circadian menjadi dua periode yang berbeda, biologis siang dan malam. Pada biologis malam, tubuh kita mengalami perubahan tingkat hormon, temperatur, dan kecenderungan untuk tidur.
Rata-rata orang dewasa tidur 7,5 jam semalam, beberapa orang perlu waktu lebih banyak, dan lainnya lebih sedikit. Dalam penelitiannya, Aeschbach membandingkan tukang tidur lama, biasanya perlu waktu sampai lebih dari sembilan jam, dan sebentar, yang kurang dari enam jam. Para relawan itu diminta berjaga selama 40 jam, sehingga tukang tidur lama dan tukang tidur sebentar berada dalam kondisi yang sama.
Dari berbagai pengukuran yang mencakup tingkat hormon, temperatur tubuh, dan kekantukan, diketahui bahwa tukang tidur lama memiliki biologis malam lebih panjang dibandingkan dengan orang yang biasa tidur sebentar. “Ini berarti ada perbedaan sinyal circadian di dalam tubuh mereka," tutur Aeschbach. Penyebab perbedaan ini memang belum diketahui. Namun, fakta yang diungkap peneliti itu menjelaskan mengapa sulit mengubah kebiasaan pola tidur.